Sabtu, 03 Mei 2008

Implan

Kontrasepsi Impan

Norplant merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk jangka waktu 5 tahun. Norplant dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan atas wanita. Alat tersebut terdiri dari enam kapsul lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan karet silastik. Masing-masing kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis yang juga terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Hormon ini lepas secara perlahan-lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul diambil dari lengan pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala terlihat seperti benjolan atau garis-garis. ( Maryani, H., 2003 cit. The Boston’s Book Collective, The Our Bodies, Ourselves, 1992)

Norplant (Maryani, H., 2003) sama artinya dengan implant. Norplant adalah satu-satunya merek implant yang saat ini beredar di Indonesia. Oleh karena itu, sering juga digunakan untuk menyebut implant. Di beberapa daerah, implant biasa disebut dengan susuk. Indonesia merupakan negara pemula dalam penerimaan norplant yang dimulai pada 1987. Sebagai negara pelopor, Indonesia belum mempunyai referensi mengenai efek samping dan permasalahan yang muncul sebagai akibat pemakaian norplant. Pada 1993, pemakai norplant di Indonesia tercatat sejumlah 800.000 orang.

Pemasangan norplant (Maryani, H., 2003) biasanya dilakukan di bagian atas (bawah kulit) pada lengan kiri wanita (lengan kanan bagi yang kidal), agar tidak mengganggu kegiatan. Norplant dapat dipasang pada waktu menstruasi atau setelah melahirkan oleh dokter atau bidan yang terlatih. Sebelum pemasangan dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan juga disuntik untuk mencegah rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus dijaga agar tetap bersih, kering, dan tidak boleh kena air selama 5 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter seminggu setelah pemasangan. Setelah itu, setahun sekali selama pemakaian dan setelah 5 tahun norplant harus diambil/dilepas.

Kelebihan norplant adalah masa pakainya cukup lama, tidak terpengaruh faktor lupa sebagaimana kontrasepsi pil/suntik, dan tidak mengganggu kelancaran air susu ibu. Efektivitas norplant cukup tinggi. Wanita dengan berat badan lebih dari 75 kilogram mempunyai risiko kegagalan yang lebih tinggi sejak tahun ketiga pemakaian (5,1 persen) (Maryani, H., 2003).

Efektifitas 5 tahun (norplan), 3 tahun (jadena, indoplant, atau implanon). Implan nyaman dipakai dan dapat digunakan oleh semua ibu dalam usia reproduksi. Implan juga bebas dari pengaruh estrogen. Pemasangan implan juga tidak terlalu merepotkan karena tidak memerlukan pemeriksaan dalam dan klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. Pemakaian implan tidak mengganggu kegiatan senggama (Saifuddin, AB., dkk, 2003).

Pemakaian implan dapat mengakibatkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak/spotting, hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid serta amenorea. Efek samping lainnnya penglihatan kabur, nyeri payudara, perasaan mual, rasa nyeri pada lengan, luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah, eksplusi dari batang implan, nyeri dada, dan terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi dengan angka 1,3 per 100.000 perempuan per tahun (Saifuddin, AB., dkk, 2003).

Pemakaian implan dapat mengakibatkan penambahan bobot, perubahan nafsu makan, jerawat, sakit kepala, penambahan atau pengurangan rambut muka, depresi, kegugupan dan kista indung telur (mail-archive.com). Perdarahan, siklus menstruasi lebih panjang, rambut rontok, gairah seksual turun, jerawat dan depresi. Beberapa jenis susuk, yang tampak dari luar atau terasa bila diraba (indobulettin.com).

Implan (Saifuddin, AB., dkk, 2003) membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi/pemasangan dan pencabutan, tidak memberikan efek protektif terhadap IMS, HBV, HIV, AIDS, klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan/harus ke klinik untuk mencabutnya, dan efektivitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsi (fenitoin dan barbiturate),

Wanita yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant adalah mereka yang menderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, migrain, epilepsi, benjolan pada payudara, depresi mental, kencing batu, penyakit jantung, atau ginjal. (Maryani, H., 2003, cit. The Boston Women’s Book Collective, 1992)

Implan tidak dianjurkan untuk penderita penyakit hati, kanker payudara, perdarahan tanpa sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi, penyakit kandung empedu, kolesterol tinggi, siklus menstruasi tidak teratur, sakit kepala, penyakit jantung (indobulettin.com).

0 komentar: