Kamis, 01 Mei 2008

Pemilihan Alat Kontrasepsi

1. Tinjauan Tentang Pemilihan Alat Kontrasepsi
Suatu alat kontrasepsi dikatakan berhasil bila selain memenuhi tujuan akseptor dalam memakai alat kontrasepsi tersebut adalah juga tidak menimbulkan keluhan akibat efek samping. Jadi jika dengan suatu alat kontrasepsi akseptor ingin menjarangkan kelahiran, selain timbul ketidaksuburan dalam masa menggunakan alat kontrasepsi tersebut, juga diharapkan kesuburan segera kembali jika tidak menggunakan alat kontrasepsi tersebut (Patmini, E., 2006).
Sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal (Prawirohardjo, 1992). Secara umum persyaratan metode kontrasepsi ideal (Saifuddin, AB., dkk, 2003) selain apa yang telah disebutkan diatas adalah dapat diterima oleh klien dan semua pihak yang terkait juga oleh lingkungan budayanya, dan harga terjangkau.
Banyak perempuan mengalami kesulitan didalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor harus dipertimbangkan, termasuk status kesehatan, efek samping potensial, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin, AB., dkk, 2003).
2. Cara Memilih Alat Kontrasepsi
Langkah bijak yang harus diambil ibu adalah berkonsultasi ke dokter atau bidan. Dengan cara ini ibu bisa mendapat pilihan dan pengetahuan tambahan tentang alat kontrasepsi yang paling sesuai dengan kondisi ibu. Pilihan kontrasepsi seperti dikampanyekan BKKBN melalui program SAHABAT (sadar hak biar sehat) adalah untuk memberi penyadaran pada kaum ibu akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi mereka termasuk dalam pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dan mengkonsultasikan dengan dokter atau bidan. Sebelum memilih dan menggunakan alat kontrasepsi, si ibu perlu mengetahui apa itu alat kontrasepsi (Anthoni, 2003).
Kiptiah, M., cit. Suharto (2003) menyampaikan bahwa komunikasi antara tenaga medis dengan akseptor sangat penting. Seorang akseptor hendaknya tidak memaksakan memakai satu alat kontrasepsi yang tidak dianjurkan oleh tenaga kesehatan karena sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan akseptor.
Dalam memilih suatu metode, wanita harus menimbang berbagai faktor, termasuk status kesehatan mereka, efek samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang diinginkan, kerjasama pasangan, dan norma budaya mengenai kemampuan mempunyai anak. Sebaiknya calon akseptor diberi penjelasan tentang keuntungan dan kerugian masing-masing alat kontrasepsi, sehingga diharapkan dapat memperkecil terjadi kehamilan serta mengurangi efek samping dari alat kontrasepsi tersebut (Maryani, H., 2003).
Untuk individu-individu yang memilih menggunakan KB, bermacam-macam pendekatan tersedia. Pertimbangan-pertimbangan dalam memilih termasuk keamanan (misalnya perlindungan dari penyakit menular seksual (PHS)) dan HIV, selain juga menghindari efek samping dari KB), keefektifan, kenyamanan, biaya, penerimaan pribadi, dan sikap pasangan. Semua metode KB memiliki keuntungan dan kerugian (mail-archive.com, 2000).
Langkah pertama sebelum menggunakan kontrasepsi adalah menentukan berapa lama maksud untuk menunda kehamilan. Apakah dalam waktu yang tidak terlalu lama (temporer) atau untuk selamanya ( permanen). Untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama (< 5 tahun) dan masih ingin hamil lagi, penggunaan Oral Contraception (OC) bisa dijadikan pilihan alternatif. Jika sedang menyusui, hindari penggunaan kontrasepsi yang mengandung estrogen untuk meminimalkan kemungkinan terjadi penurunan produksi ASI. Selama menggunakan alat kontrasepsi, sebaiknya lakukan juga pemeriksaan pap smear, mamografi serta tekanan darah secara teratur, setidaknya 1 x/tahun. Hal ini berguna untuk memonitor kondisi bila terjadi perubahan fisiologis sekaligus memastikan pendeteksian dini segala kelainan alat reproduksi. Masalah ketidakseimbangan hormon, seperti kulit wajah berminyak, siklus haid tidak teratur, PMS (pre-menstrual syndrome = nyeri haid, kejang perut, mood swing) sampai rambut yang berketombe, memang sangat mengganggu. Jika mengalami masalah yang satu ini sebaiknya gunakan kontrasepsi hormonal kombinasi yang mengandung anti-androgen. (obrolancantik.com).

0 komentar: